Selasa, 01 Mei 2012

Unspeakable

Senin, 30 Maret 2012 tepat pukul 18.31 smsmu masuk ke inbox hp ku.
Isinya kurang lebih begini: “Maapin ak ya seua. Mungkin 1th lbih ini bnyak slahku. Mfin ak smwanya. Mgkn mggu kmren trakhr kta ktemu. Ak malu sm kalian. Love u ponis. Jgan lupain ak ya. Kalian tau rumahku kan. Terbuka buat kalian.”

Waktu sms ini masuk, aku lagi makan malam. Kecapekan pulang praktek, tiba-tiba nerima sms ini, rasanya.. Kesedek? Iya! Sakit perut? Iya? Galau? Pasti!

Yang bikin tambah nyesek, kamu masih gak mau ngasih tau aku. Salah satu teman tanya apa maksud smsmu, ku bilang aku tak tahu. Kupikir, pasti ada sesuatu.

Selang beberapa menit, teman tertua sms aku, bertanya hal yg sama, dan memberitahu bahwa nanti ada saatnya aku akan tahu. Kuyakin, memang ada sesuatu yang salah.

Bukan bermaksud sok tahu dan menggunakan kemampuan mind reader, eseet, tapi ini semua pasti ada hubungannya dengan kelanjutan kamu di ASTRA10. Membayangkan kamu gak satu kelas sama aku aja sulit, bahkan untuk orang yang senang menghayal sepertiku, apalagi menerima kenyataan seandainya dugaanku memang benar?

7 Ponis. Lucu memang, sebuah nama yang bisa dibilang norak dan malu-maluin, yang terinspirasi dari gabungan iklan kuda poni yang saat itu sedang ngetrend dan girlband 7Icon yang personilnya memiliki gaya yang berbeda pula, sama kayak kita.

Kalo aku bilang, kamu itu Ponis nomor 3, diurutkan dari hari kelahiranmu yang memang jatuh diurutan 3 dari yang paling tua. Kudeskripsikan kamu sebagai cewek manja. Bukan, bukan bermaksud sok tahu soal kamu. Tapi pada dasarnya, memang itu pandanganku ke kamu. Bukan, bukan juga cewek centil kayak yang ada di sinetron. Lebih tepatnya, apa yang kamu lakuin dan kamu kerjakan, semua tergantung mood.

Aku gak akan bilang kamu selalu baik buatku, karna aku tahu teman yang baik itu teman yang gak bohong sepahit apapun kenyataannya. Dulu kamu memang nyebelin, kuakui. Lebih sering ngambeknya daripada senyumnya. Lebih sering sedihnya daripada tawanya. Tapi lama kelamaan, mungkin juga factor kesadaran diri yang semakin dewasa, kamu berubah, akupun begitu. Sekarang, aku sedikit bisa ngelawan egoku untuk gak menegurmu saat kamu badmood. Sekarang, kamu lebih bisa bikin aku tertawa disbanding dulu.

Tapi sayangnya, ketika semua hal sudah membaik, justru sedikit demi sedikit hal baik itu terkikis. Kamu tau, saat aku menulis ini, aku sisipkan secercah harapan atas semua dugaan tentang kamu. Kamu akan pergi. Kamu akan jauh.
Kamu tahu, kamu gak perlu minta maaf, kamu gak perlu malu. Kamu temanku, teman kita semua. Meski sejak kelas XI ini kita jarang bareng lagi bertujuh, tapi kamu taukan nama kita tetap sama? Kita tetap ponis! Asal kamu tahu, mau bagaimanapun keadaannya, kamu tetap ponis ketiga. Kamu, gak tergantikan. Memang sih ga ada yang namanya ‘selamanya’, tapi seenggaknya, kamu ada di hati kita, kemaren, hari ini, dan besok.

Saat kamu jauh nanti, jangan lupain kita yaa. Jangan lupain moment-moment kita yang meskipun aneh tapi ngangenin. Maafin kita, terutama aku karna sering ngejek kamu(habisnya kamu asik sih kalo diajakin ejek-ejekan), sering nyinggung kamu dan bikin kamu marah. Kita ♥♥  ·kamu, kamu gimana?

Foot Note:
  • Jangan sering-sering ngambek lagi ya. Jangan mau dipermainkan mood, hidiupmu itu, cuma kamu yang boleh ngontrol.
  • Soal jaket, kamu bikin juga yaa? Plis :’)
  • Jalan yaa bareng lagi, sekalii aja. Pliiiis♥
via : puspamiranda